FROM LONDON TO BALI; Pencarian Cinta Sejati

XXI Epicentrum, Jakarta, Kritiksinema- Chand Parwez Servia selalu produser berujar bahwa FROM LONDON TO BALI mengawali produksi Starvision awal tahun 2017.

Film ini jadi tontonan beda sebagai ilustrasi kesenjangan kultur barat dan timur. Dibungkus dengan kisah pencarian cinta sejati, diharapkan memberi pencerahan dalam menjaga nilai-nilai normatif pergaulan.

"FROM LONDON TO BALI mengajak kita merenung pantaskah kita menghalalkan cara untuk mengejar mimpi, padahal segala perbuatan buruk akan membuahkan petaka. Film yang menjalani suting di Jakarta, London dan Bali ini dilengkapi lagu ‘Dia’ dari Anji yang bikin baper. FROM LONDON TO BALI dieksekusi dengan apik dan lengkap sebagai film komedi romantis di tangan 2 sutradara Fajar Bustomi dan Angling Sagaran. Editing lincah dan compact dikerjakan Ryan Purwoko. Musik yang lengkap mengisi ruang berbeda antara London dan Bali yang ethnical dikerjakan oleh Andhika Triyadi secara mengasikkan. Ditambah motion graphic yang dikerjakan Capluk memberi nuansa baru di film yang ditangani audio dolby 7:1 oleh Khikmawan Santosa ini, ditambah gambar yang memanjakan mata hasil grading P’Nu di Imagica Post, Johor – Malaysia," paparnya lugas.

Sementara itu dari rilis yang diterima redaksi Fajar Bustomi mengungkapkan ide dasarnya berasal dari kegelisahan saya, dimana banyak orang yang melihat dunia barat lebih baik dari pada negeri sendiri.

"Banyak orang bermimpi ingin tinggal di luar negeri seperti Eropa atau Amerika karena beranggapan peradaban yang lebih maju membuat taraf hidup lebih membahagiakan dan menyenangkan. Hingga lupa bersyukur tentang banyak hal positif yang juga bisa membuat kita bahagia tinggal di Indonesia. Ide film ini dikemas dengan kisah cinta remaja. Dimana Dewi (Jessica Milla) yang terbawa pergaulan budaya barat akhirnya meyakini ternyata negaranya lebih baik dari pada negara lain. Dan saya bersyukur tinggal di Indonesia, karena menurut saya budaya di sini lebih bagus dari pada di luar negeri. Banyak pelajaran menarik dari film ini yang berguna untuk saya pribadi, khususnya saat adat ketimuran membuat hidup menjadi lebih damai dan bahagia," ucapnya sumringah.

Cerita dalam Film FROM LONDON TO BALI kembali mempertanyakan pikiran kita yang lucu ini ; pikiran tidak pernah puas, pikiran yang selalu mengejar sesuatu yang fana, pikiran untuk mencari jalan pintas. Semakin dipertanyakan, semakin lucu jadinya, sehingga kita bisa lepas tertawa,  menertawakan dunia ini, dan jika memungkinkan, menertawakan diri sendiri.

Sinopsis:
Bagi Lukman (Ricky Harun) kepergian Dewi (Jessica Milla) untuk kuliah di London adalah kiamat kecil. Dia kerja serabutan agar bisa nyusul ke London. Akhirnya Lukman tiba di Bali untuk kerja dengan Koboi (Gary Iskak). Setelah di make over dia dikenalkan dengan teman seangkatannya, Bambang (Fico Fachriza) dan Sodikin (Muhadkly Acho).

Sementara Dewi yang bersahabat dengan Suzan (Kimberly Ryder), berkenalan dengan Sean (Max Palmer). Suzan mengajarkan Dewi bahwa London beda dari Indonesia, dan kesetiaan Dewi ke Lukman adalah kebodohan.

Pekerjaan Lukman ternyata rumit dan bertentangan dengan nuraninya. Lukman akhirnya tahu kalau Dewi pacaran dengan bule, dan ingin melakukan hal yang sama. Perkenalan Lukman dengan Putu (Nikita Willy) membuatnya sadar, dan ingin berhenti dari Koboi. Tapi itu bukan hal mudah. Lukman diciderai oleh Koboi.

Dewi yang akhirnya sadar melihat Sean selingkuh dengan Suzan, dan segera menyusul Lukman from London to Bali. Sementara itu, Putu begitu telaten merawat Lukman.
Siapakah yang akan jadi pilihan Lukman, Putu atau Dewi?


Tayang 02 Februari Sambut Hari Valentine

Komentar

Postingan Populer