Film NightBus Siap Tayang 06 April Mendatang
Sukses Menggandeng Kaninga Pictures
Banyak alasan akhirnya satu produksi anyar harus menggandeng PH lainnya tidak semata-mata karena hanya 'kekurangan' dana tapi lebih daripada itu karena tontonan saat ini apalagi masuk ke industri layar lebar 'harus' lebih dan tentu saja jangan pernah mengecewakan penonton.
Bayangkan saja kalau F&B sekali nonton bisa melampaui harga tiket untuk hari biasa, weekend tentu saja nonton sendiri serasa berbujet berdua? Nah, poster yang berubah sejak akhir tahun lalu 'gagal' tayang harus banyak berkompromi dengan banyak hal.
Saya sebagai FilmCritic sekaligus jurnalis sinema sahabat dari para produser, Darius Sinarthrya dan rekannya Tengku Rifnu Wikana adalah aktor sehingga mengaku banyak belajar dalam berbisnis dan saat terjun sendiri mendapati banyak hal yang baru.
Saya pun beruntung semenjak tahun lalu harus terlihat dari proses produksinya sehingga tahu dan kenal Cumit 'DOP'nya apalagi sang sineas Emil yang humble dan timnya yang terbilang dalam penggunaan licenced software.
Film yang berjudul Night Bus adalah film fiksi anak negeri dan 100% tidak ada campur tangan asing ataukah pendonor dari luar negeri sehingga terbilang film yang siap box office ini menggenapi kelebihannya dari sisi cerita, software proses produksi resmi dan terlisensi serta sosialisasi dari kampus ke kampus berbagi ilmu kepada civitas akademika.
Film ini bercerita tentang perjalanan sebuah Bus Malam menuju kota Sampar yang hancur akibat konflik separatis selama bertahun-tahun. Kisah perjalanan berawal di terminal keberangkatan kota Rampak, dimana penumpang sudah beberapa hari menunggu jalur dibuka setelah ditutup karena pecah konflik dan teriadi kontak senjata antara pasukan Samerka (Sampar Merdeka) dengan aparat pemerintah.
Para penumpang memiliki tujuan masing-masing untuk sekedar pulang bertemu dengan keluarga, berziarah ke makam anak yang baru meninggal. menyelesaikan urusan pribadi, atau mencari kehidupan yang lebih baik.
Perjalanan biasa berubah menjadi penuh teror karena situasi masih panas dan bus dibajak oleh seorang pembawa pesan yang harus tiba ke Sampar untuk menyampaikan sebuah pesan rahasia kepada Panglima Perang Samerka Pembawa pesan menjadi orang yang paling dicari oleh semua pihak yang berkepentingan di onflik tersebut. Para penumpang harus menghadapi tekanan teror di pos pemeriksaan dan sepanjang sisa perjalanan, berusaha bertahan hidup di bawah desingan peluru.
Teror semakin mencekam situasi begitu menegangkan saat bus diberhentikan oleh Kelompok bandit perang yang sadis dan bengis. Nyawa dipertaruhkan, tidak ada yang tau siapa akan bertahan hidup atau mati menjadi korban.
Cerita berupa gabungan dari beberapa karakter utama ( ensemble character ) menggabungkan aktor senior seperti Yayu Unru, Toro Margens, Tio Pakusadewo, Rifnu Wikana, Lukman Sardi dan Donny Alamsyah, dengan wajah baru seperti Arya Saloka, Edward Akbar, Hanna Prinantina, Laksmi, Agus Nuramal, Messi Gusti, Arief Nilman.
Saya mendapati banyak fakta yang membuat film nasional ini akan bagus dengan software pilihan yang juga digunakan film Hollywood seperti Transformer atau produk dari Pixar, bayangkan ?
Fakta terungkap bahwa film keren dengan spesial efek yakni Night Bus menggunakan software keren.
"Saya sudah ketemu dengan 4 PH besar tapi tidak berjodoh tapi justeru saat saya main film bareng tahun 2010 dengan Darius Sinarthrya yang ketemu lagi 2014 dan ia tertarik dengan skenario yang menurut Darius punya genre yang berbeda apalagi untuk market mancanegara yang ditulis menjadi skenario oleh Rahabi," papar Wikana begitu ia disapa yang dalam film tersebut berlakon sebagai kenek bus.
Darius Sinarthrya yang memang saat di Night Bus Pictures sudah jadi produser tidak sekedar aktor lagi.
"Film ini sangat mencekam, gelap dan memang mewakili masyarakat dari lingkungan yang sangat represif disutradarai oleh Emil Heradi dengan DOP Anggy Friska yang beruntung menggunakan Post Production dari Amrin Nugraha dengan software Nuke," papar Darius lugas.
Dilanjutkan oleh Anggy alias Cumit menjelaskan bahwa ini adalah film perdana dia jadi DOPnya dengan 80% scene malam dalam satu situasi didalam bus dengan waktu syuting yang sangat panjang menjadi tantangan tersendiri.
"Saya dibantu oleh green screen dan dibantu dengan special effect yang diluar ekspektasi saya juga," jelas Cumit.
Saya jadi saksi pertama yang mencengangkan trailer pasca grading dan coloring yang fantastis dengan teknologi mutakhir dan siap mendunia.
https://www.youtube.com/watch?v=KHbCLzTVYgw
Judul Film
NIGHT BUS
Produksi
Night Bus Pictures, Kaninga Pictures
Sutradara
Emil Heradi
Produser
Darius Sinathrya, T Rifnu Wikana
Penulis
Rahabi Mandra
Tayang
6 April 2017
Pemain
Agus Nuramal
Edward Akbar
Toro Margens
Hana Prinatina
Yayu Unru
Teuku Rifnu Wikana
Laksmi Notokusumo
Rahael Ketsia
Arya Saloka Perwira
Abdurahman
Ales Abbad
Keinaya Messi Gusti
Donny Alamsyah
Tino Saroengallo
Lukman Sardi
Tio Pakusadewo
Penasaran ? Bisa klik trailernya di https://www.youtube.com/watch?v=KHbCLzTVYgw
Sinopsis
Bis Babad mengangkut beberapa penumpang menuju Sampar, sebuah kota yang terkenal kaya akan sumber daya alamnya namun terjadi konflik berkepanjangan. Sampar dijaga ketat oleh aparat pemerintah pusat yang siap siaga melawan pasukan Samerka (Sampar Merdeka), para milisi pemberontak yang menuntut kemerdekaan atas tanah kelahiran mereka.
Setiap penumpang bis memiliki tujuannya masing- masing mencari penghidupan yang lebih baik, memenuhi kebutuhan keluarga, menyelesaikan masalah pribadi atau sesederhana ingin pulang ke kampung halaman.
Mereka berpikir bahwa ini akan menjadi perjalanan seperti biasa, tanpa mereka sadari ada penyusup masuk ke dalam bis, membawa pesan penting yang harus di sampaikan ke Sampar. Kehadiran penyusup membahayakan semua penumpang, orang paling dicari oleh kedua pihak yang bertikai, perintahnya temukan hidup atau mati!!
Situasi menjadi semakin menegangkan ketika seluruh penumpang harus memperjuangkan hidupnya di antara desingan peluru. Mereka bahkan harus menghadapi pihak lain yang justru tidak menginginkan konflik berakhir. Kaum oportunis, pemelihara konflik karena mereka hidup dari konflik, kesadisan dan kebengisan mereka semakin memberikan teror pada para penumpang bus.
Tidak ada yang tahu, siapa akan hidup dan siapa akan mati?
Banyak alasan akhirnya satu produksi anyar harus menggandeng PH lainnya tidak semata-mata karena hanya 'kekurangan' dana tapi lebih daripada itu karena tontonan saat ini apalagi masuk ke industri layar lebar 'harus' lebih dan tentu saja jangan pernah mengecewakan penonton.
Bayangkan saja kalau F&B sekali nonton bisa melampaui harga tiket untuk hari biasa, weekend tentu saja nonton sendiri serasa berbujet berdua? Nah, poster yang berubah sejak akhir tahun lalu 'gagal' tayang harus banyak berkompromi dengan banyak hal.
Saya sebagai FilmCritic sekaligus jurnalis sinema sahabat dari para produser, Darius Sinarthrya dan rekannya Tengku Rifnu Wikana adalah aktor sehingga mengaku banyak belajar dalam berbisnis dan saat terjun sendiri mendapati banyak hal yang baru.
Saya pun beruntung semenjak tahun lalu harus terlihat dari proses produksinya sehingga tahu dan kenal Cumit 'DOP'nya apalagi sang sineas Emil yang humble dan timnya yang terbilang dalam penggunaan licenced software.
Film yang berjudul Night Bus adalah film fiksi anak negeri dan 100% tidak ada campur tangan asing ataukah pendonor dari luar negeri sehingga terbilang film yang siap box office ini menggenapi kelebihannya dari sisi cerita, software proses produksi resmi dan terlisensi serta sosialisasi dari kampus ke kampus berbagi ilmu kepada civitas akademika.
Film ini bercerita tentang perjalanan sebuah Bus Malam menuju kota Sampar yang hancur akibat konflik separatis selama bertahun-tahun. Kisah perjalanan berawal di terminal keberangkatan kota Rampak, dimana penumpang sudah beberapa hari menunggu jalur dibuka setelah ditutup karena pecah konflik dan teriadi kontak senjata antara pasukan Samerka (Sampar Merdeka) dengan aparat pemerintah.
Para penumpang memiliki tujuan masing-masing untuk sekedar pulang bertemu dengan keluarga, berziarah ke makam anak yang baru meninggal. menyelesaikan urusan pribadi, atau mencari kehidupan yang lebih baik.
Perjalanan biasa berubah menjadi penuh teror karena situasi masih panas dan bus dibajak oleh seorang pembawa pesan yang harus tiba ke Sampar untuk menyampaikan sebuah pesan rahasia kepada Panglima Perang Samerka Pembawa pesan menjadi orang yang paling dicari oleh semua pihak yang berkepentingan di onflik tersebut. Para penumpang harus menghadapi tekanan teror di pos pemeriksaan dan sepanjang sisa perjalanan, berusaha bertahan hidup di bawah desingan peluru.
Teror semakin mencekam situasi begitu menegangkan saat bus diberhentikan oleh Kelompok bandit perang yang sadis dan bengis. Nyawa dipertaruhkan, tidak ada yang tau siapa akan bertahan hidup atau mati menjadi korban.
Cerita berupa gabungan dari beberapa karakter utama ( ensemble character ) menggabungkan aktor senior seperti Yayu Unru, Toro Margens, Tio Pakusadewo, Rifnu Wikana, Lukman Sardi dan Donny Alamsyah, dengan wajah baru seperti Arya Saloka, Edward Akbar, Hanna Prinantina, Laksmi, Agus Nuramal, Messi Gusti, Arief Nilman.
Saya mendapati banyak fakta yang membuat film nasional ini akan bagus dengan software pilihan yang juga digunakan film Hollywood seperti Transformer atau produk dari Pixar, bayangkan ?
Fakta terungkap bahwa film keren dengan spesial efek yakni Night Bus menggunakan software keren.
"Saya sudah ketemu dengan 4 PH besar tapi tidak berjodoh tapi justeru saat saya main film bareng tahun 2010 dengan Darius Sinarthrya yang ketemu lagi 2014 dan ia tertarik dengan skenario yang menurut Darius punya genre yang berbeda apalagi untuk market mancanegara yang ditulis menjadi skenario oleh Rahabi," papar Wikana begitu ia disapa yang dalam film tersebut berlakon sebagai kenek bus.
Darius Sinarthrya yang memang saat di Night Bus Pictures sudah jadi produser tidak sekedar aktor lagi.
"Film ini sangat mencekam, gelap dan memang mewakili masyarakat dari lingkungan yang sangat represif disutradarai oleh Emil Heradi dengan DOP Anggy Friska yang beruntung menggunakan Post Production dari Amrin Nugraha dengan software Nuke," papar Darius lugas.
Dilanjutkan oleh Anggy alias Cumit menjelaskan bahwa ini adalah film perdana dia jadi DOPnya dengan 80% scene malam dalam satu situasi didalam bus dengan waktu syuting yang sangat panjang menjadi tantangan tersendiri.
"Saya dibantu oleh green screen dan dibantu dengan special effect yang diluar ekspektasi saya juga," jelas Cumit.
Saya jadi saksi pertama yang mencengangkan trailer pasca grading dan coloring yang fantastis dengan teknologi mutakhir dan siap mendunia.
https://www.youtube.com/watch?v=KHbCLzTVYgw
Judul Film
NIGHT BUS
Produksi
Night Bus Pictures, Kaninga Pictures
Sutradara
Emil Heradi
Produser
Darius Sinathrya, T Rifnu Wikana
Penulis
Rahabi Mandra
Tayang
6 April 2017
Pemain
Agus Nuramal
Edward Akbar
Toro Margens
Hana Prinatina
Yayu Unru
Teuku Rifnu Wikana
Laksmi Notokusumo
Rahael Ketsia
Arya Saloka Perwira
Abdurahman
Ales Abbad
Keinaya Messi Gusti
Donny Alamsyah
Tino Saroengallo
Lukman Sardi
Tio Pakusadewo
Penasaran ? Bisa klik trailernya di https://www.youtube.com/watch?v=KHbCLzTVYgw
Sinopsis
Bis Babad mengangkut beberapa penumpang menuju Sampar, sebuah kota yang terkenal kaya akan sumber daya alamnya namun terjadi konflik berkepanjangan. Sampar dijaga ketat oleh aparat pemerintah pusat yang siap siaga melawan pasukan Samerka (Sampar Merdeka), para milisi pemberontak yang menuntut kemerdekaan atas tanah kelahiran mereka.
Setiap penumpang bis memiliki tujuannya masing- masing mencari penghidupan yang lebih baik, memenuhi kebutuhan keluarga, menyelesaikan masalah pribadi atau sesederhana ingin pulang ke kampung halaman.
Mereka berpikir bahwa ini akan menjadi perjalanan seperti biasa, tanpa mereka sadari ada penyusup masuk ke dalam bis, membawa pesan penting yang harus di sampaikan ke Sampar. Kehadiran penyusup membahayakan semua penumpang, orang paling dicari oleh kedua pihak yang bertikai, perintahnya temukan hidup atau mati!!
Situasi menjadi semakin menegangkan ketika seluruh penumpang harus memperjuangkan hidupnya di antara desingan peluru. Mereka bahkan harus menghadapi pihak lain yang justru tidak menginginkan konflik berakhir. Kaum oportunis, pemelihara konflik karena mereka hidup dari konflik, kesadisan dan kebengisan mereka semakin memberikan teror pada para penumpang bus.
Tidak ada yang tahu, siapa akan hidup dan siapa akan mati?
Komentar
Posting Komentar